30.5.11

Ter -Jakarta………. (upaya penyelamatan Jakarta)










Ter -Jakarta……….

ter menjadi tak asing ketika berada di Jakarta, esensi ter- menjadikan sesuatu itu paling,menjadi atau karena ketidaksengajaan. Atau beberapa kesan yang baik dijadikan paling dan yang buruk dijadikan ketidaksengajaan. Sebagai contoh, terseksi bisa disebut paling seksi, terkaget bisa disebut menjadi kaget, tertabrak bisa disebut tidak sengaja ditabrak, ternyata ter mempunyai tiga arti. Atau mungkin ter “menjadi paling tidak sengaja”.

Beberapa hakikat ter – berada di Jakarta semoga sesuai dengan arti sebenarnya bukan arti yang ter-bolak-balik, atau ter-gabung-gabung. Ketika berada di Jakarta, ter-kagum melihat gedung-gedung, ter-cengang melihat kesibukan kota ini, ter-pukau dengan dunia malamnya, ter-lengkap dengan berbagai fasilitasnya, ter-pintar dengan keberadaan orang-orang pintar, tertegun melihat arsitektur di jaman soekarno, ter-padat dengan keberadaan penduduk dadakan, tercepat arus informasinya, kaum-kaum kecil yang ter-singkirkan,jumlah sampah terbanyak, aliran sungai terkotor, bahkan yang paling ter-rasa tiap orang di Jakarta, Jakarta kota termacet. Sudah lebih 50 tahun Jakarta menjadi ibukota Indonesia, kemacetan Jakarta semakin meningkat. Beberapa ahli mengatakan lalu lintas Jakarta akan berhenti total tahun 2030.Dan masyarakat Indonesia ter-tuju padanya.

Banyak sebab yang menjadikan Jakarta macet, sarana dan prasana yang kurang memadai dari kapasitas kendaraan yang ada, peraturan yang tak sesuai dengan lapangan, penjualan kendaraan yang tak dibatasi, krisis kesadaran individu terlalu tinggi.

Berbagai upaya sedang dijalankan saat ini untuk mengurangi kemacetan total ditahun 2030, agar satu jabatan termacet bisa dihilangkan.

Tulisan ini terinspirasi ketika saya melihat beberapa karya BIG, dan semoga Jakarta juga bisa terinspirasi dari beberapa karya BIG ini. Ketika jalan raya dan building dikawinkan ternyata serasi juga, jenius……

Peraturan tentang garis sepadan bangunan yang disebut sebagai GSB yang selama ini dipakai…… hanya berpihak bagi area resapan dan jarak keleluasaan memandang antar bangunan... tapi tak adil bagi si macet….. dan jika GSB dihitung setengah dari lebar jalan raya, rancangan BIG ini menghasilkan GSB 0 meter.

Dan yang pasti untuk Jakarta bangunan rancangan ini susah untuk terealisasikan karena kesadaran kita (pemerintah dan masyarakatnya) untuk menerima sesuatu yang baru masih agak sulit, dan pada akhirnya hanya bisa menghela nafas sambil mengelus dada dan berkata ter-rima sajalah. Dan berharap agar segera tersadar untuk menjadikan Jakarta ter-hijau, ter-indah, ter-bersih, ter-santun,ter-didik,ter-peduli dan ter-wujud…… (iseng- gara-gara udara di jalan Jakarta susah untuk dihirup)

klik video : http://www.youtube.com/watch?v=NAYgFtJAPro

klik : http://www.big.dk/